Category Archives: Puisi

Sonian

Standar

Menulis adalah kegiatan yang sangat menyenangkan apalagi bila menulis tentang keindahan. Berbagai jenis puisi telah hadir menghiasi kancah literasi. Semua ingin menjadi menulis walau hanya sekedar penulis status. Banyak yang menjadi pujangga ketika sudah mengenal cinta. Semua tidak ada yang salah. Apalagi bila kita belajar, tentu sangat menyenangkan. Untuk menjadi penulis dan pujangga haruslah banyak membaca buku. Di samping rajin belajar juga harus berguru pada mentor. Agar ketika salah langkah ada yang mengingatkan. Begitu juga untuk belajar sesuatu yang baru maka harus menimba ilmu pada para pakarnya. Seperti Pak Soni Farid Maulana (SFM) penggagas puisi pendek yang bernamama “SONIAN” adalah puisi pendek dengan aturan 6563 atau 6543. Selamat berkarya dan salam literasi.

Sonian

Standar

Menulis adalah kegiatan yang sangat menyenangkan apalagi bila menulis tentang keindahan. Berbagai jenis puisi telah hadir menghiasi kancah literasi. Semua ingin menjadi menulis walau hanya sekedar penulis status. Banyak yang menjadi pujangga ketika sudah mengenal cinta. Semua tidak ada yang salah. Apalagi bila kita belajar, tentu sangat menyenangkan. Untuk menjadi penulis dan pujangga haruslah banyak membaca buku. Di samping rajin belajar juga harus berguru pada mentor. Agar ketika salah langkah ada yang mengingatkan. Begitu juga untuk belajar sesuatu yang baru maka harus menimba ilmu pada para pakarnya. Seperti Pak Soni Farid Maulana (SFM) penggagas puisi pendek yang bernamama “SONIAN” adalah puisi pendek dengan aturan 6563 atau 6543. Selamat berkarya dan salam literasi.

KALAH

Standar

Mengejar harapan lewat ikhtiar terasa berat perjuangan. Menggenggam bara dalam tangan terasa panas jiwa dan pikiran. Kisah-kisah manis hanyalah bumbu pahit getirnya kehidupan. Merangkak berlari mengejar ambisi. Egois dan sombong mengendap rasa dalam kalbu.

Telah ku simpan kisah pada selembar kenangan. Terpatri pada bahasa diksi tertuang dalam cawan persembahan. Seperti kayu yang terbakar api menjadi hitam. Perjamuan malam itu hanya meninggalkan kedukaan. Kemenangan dalam penyesalan. Abadi menjadi candu kemaksiatan. Hilang kesadaran terbuai gemerlapnya dunia.

Hening dalam peperangan antara hidup dan mati. Kulihat wajah-wajah sendu menuntun kalimat tauhid. Seketika terang benderang jalan menuju pulang.

Cikarang, 01/ Oktober/ 2020

Event Bubar

Standar

EVENT ANTOLOGI PUISI MOTIVASI

Bersama Penerbit Mandiri Jaya
Tema : HIJRAH

Assalamualaikum sahabat pecinta literasi, semua orang pasti pernah membuat kesalahan. Tapi kita ingin memperbaikinya maka dengan niat dan usaha yang keras mari kita sulam untaian kalimat indah dalam bentuk puisi. Semoga puisi kita menginspirasi dan menjadi ladang pahala bagi para penulisnya.

Deadline pukul 24.00 Wib 05 0ktober 2019

Syarat & Ketentuan ;

1. Puisi terbaru hasil karya sendiri bukan plagiat tidak berisi tentang hujatan, sara, porno dan LGBT

3. Add dan follow akun FB @aryanto2011 (Slamet Riyanto)

4. Puisi minimal 2 judul dengan tema HIJRAH untuk di ambil satu judul yang paling baik

5. Peserta wajib membeli min 1 eks buku hasil Event.

6. Puisi dikirim via Chatt Pribadi kenomor Admin yang tertera.

7. Tiap puisi maksimal 4 bait tiap bait 4 baris / 1 lembar

8. Ketentuan kepenulisan
Font : Time New Roman 12
Spasi : 1,5
Margin : Standar, Justify
Kertas : A4

Format penulisan puisi :

1. Nama
2. Judul
3. Isi (puisi)
4. Titi mangsa
5. Biodata narasi maksimal 50 kata

PENGIRIMAN KARYA PUISI
MELALUI CHATT PRIBADI VIA WA DENGAN FILE WORD DOCUMENT

Note : Hanya peserta yang membeli buku akan mendapatkan e-sertifikat & sertifikat cetak.

Reward peserta:
Juara 1 voucher penerbitan 475k
Juara 2 voucher penerbitan 275k
Juara 3 voucher penerbitan 175k

CP : Slamet Riyanto
Wa : 0896-3027-9432 atau langsung masuk ke grup : https://chat.whatsapp.com/Hwbatny2tOFF3INekLEcFm

Sahabat semua, ditunggu partisipasinya.

Salam Literasi, jangan lupa share dan Tag teman kalian sebanyak mungkin.

Seminar gratis

Standar

Assalamualaikum sahabat pecinta literasi, di manapun berada. Jangan lupa hadiri seminar online pada hari sabtu, 20 Juli 2019 Pukul 20.00 WIB

INGAT!!

hanya di grup Wa KSI “Kampus Sastra Indonesia” dengan mengusung tema ” 60 Menit Belajar Haiku Bagi Pemula” saudara, Apri Kuncoro dan Mba, Mela Iz Melin Nursmila

Belajar tanka

Standar

15 TANKA

Belajar tanka

1.
sinar mentari
terik menyapa hari
redup merindu
meluluhkan jiwa ku
dan meneduhkan hati

2.
mengering sungai
menguning pucuk daun
kemarau tiba
oh seperti cintamu
gersang dan tak bersemi

3.
menjelang magrib
segarnya sirup marjan
buka puasa
membuka pintu hati
atas ke khilafanku

4.
awan berarak
melintas langit biru
di kolam sunyi
bias cahya gemintang
di kedalaman dangkal

5.
suka berubah
derasnya air mengalir
parit meluap
seperti rindu ini
bila jauh darimu

6.
menjadi pintu
di pondok tak beratap
oh laba-laba
jaring cintamu melekat
pas di dalam hati ku

7.
di kaki bukit
lengkung cahaya indah
lihat pelangi
di mata mu tercermin
indahnya cinta kita

8.
suara petir
di ketinggian bukit
o anak sungai
mengalir rasa cinta
dari mata ke hati

9.
gemerlap bintang
menghias langit biru
dinginnya malam
berteman dengan sepi
dalam kesendirian

10.
di ujung senja
indah sesaat pudar
malam menyapa
dalam kerinduanku
di dalam keheningan

11.
pulang ke kampung
sudah jadi tradisi
di idul fitri
saling berbagi maaf
dan bersilaturahmi

12.
kurma berbuka
bersama keluarga
dari madinah
buah tangan sahabat
dalam kebersamaaan

13.
sumur meluap
bocah menimba air
kampung halaman
kenangan masa kecil
tersimpan dalam buku

14.
pantai menganti
senja menapak laut
deburan ombak
menyiprat wajah ayu
pesona kembang desa

15.
danau tamblingan
pura memadu alam
tempat ibadah
sujud syukur pada-Mu
atas segala nikmat

MERAJUT MIMPI

Standar

MERAJUT MIMPI (Cerpen)

Aku pasrah saja ketika di bawa satpam ke ruangan Pak Direktur. Mungkin ini adalah cobaan untuk melewati tahap kesuksesan. Ku yakin bahwa kebenaran akan berbicara nantinya.

Sepenggal kisah akhir tahun 2017 berawal dari hobi menulis di buku harian. Kebetulan aku rajin mengikuti lomba-lomba yang di adakan oleh komunitas pecinta sastra baik secara online dan offline. Walau belum pernah mendapat predikat juara tapi cita-citaku tidak pernah surut, dan tetap berkeinginan menjadi seorang penulis. Walau teman-teman banyak yang mengejek ku.

Mereka bahkan memandang sebelah mata kemampuan ku yang hanya jebolan Smu saja. Sebenarnya aku ingin kuliah mengambil jurusan bahasa dan sastra Indonesia. Namun apalah daya bila ekonomi Orang tuaku masih pas-pasan. Sedangkan aku mempunyai dua orang adik yang masih duduk di sekolah dasar. Terpaksa dia mengalah demi adik-adiknya. menjelang sore ketika aku pulang dari rumah saudara tanpa sengaja berpapasan dengan Irwan dan pasukannya.

“Ar kata teman-teman, kamu akan menuntut ilmu ke kota,” ujar Iwan penuh selidik.

“Inshaallah Wan, kau tahu dari mana?” tanya Arya.

“Ar itu bukan urusanmu, sebaiknya tidak usah deh bermimpi jadi penulis,” ejek Irwan.

“Apa ada yang salah Wan, bukankah memilih cita-cita itu hak semua Orang,” sahut Arya.

“Ar, kamukan bukan anak kampus jadi tidak pantas,” jawab Irwan ketus.

“Apa hubungannya Wan, menuntut ilmu itu tidak melulu kuliah,” sahut Arya.

“Ah bawel kamu Ar, penulis kan harus kuliah dan pintar kaya saya,” ujar Irwan.

“Terserah kamu deh Wan!” jawab Arya.

“Assalamualaikum.” Arya lalu meninggalkan Irwan dan temannya.

“Dasar anak kurang pendidikan,” gerutu Irwan kesal.

Aku memang hanya seorang pemuda lulusan Smu Negeri 1 Gombong dan berasal dari desa Lemah Duwur. Yang mempunyai cita-cita menjadi penulis terkenal. Biarlah kata-kata mereka, menjadi cambuk semangat bagiku.

Maka dari itu aku bertekad hijrah ke kota Bandung. Di samping mencari pekerjaan juga ada ke inginan untuk meraih cita-cita menjadi penulis hebat. Dengan mengikuti pendidikan luar sekolah yang berbasis sastra dan juga ikut seminar yang berhubungan dengan menulis. Ada kabar dari Hendrik, sahabat semasa di bangku sekolah dasar. Tentang lowongan kerja di garmen dekat tempat dia bekerja.

Setelah di rasa cukup dan tidak ada barang ketinggalan termasuk berkas untuk lamaran kerja. Aku lalu pamit pada orang tua untuk merantau.

“Pak … Bu, aku pamit mau pergi ke kota dulu.” Sambil mencium tangan kedua orang tuanya Arya lalu pergi.

“Iya nak….”

“Ar, Bapak dan Ibu cuma bisa berdoa semoga tercapai cita-citamu.”

“Aminn,” jawab Arya.

“Assalamualaikum … Pak, Bu.”

“Waalaikum salam, hati-hati ya Nak.”

Aku segera bergegas naik motor menuju terminal bus. Setelah tiba di terminal aku segera membeli tiket. Kemudian segera masuk kedalam bus jurusan Bandung.Sekitar tujuh jam akhirnya sampai di Bandung. Setelah istirah sejenak kemudian mencari alamat Hendrik sesuai dengan petunjuk dari sms yang aku terima. Kebetulan pada waktu itu temannya masuk shift dua jadi tidak bisa menjemputku di terminal. Setelah tanya sana sini akhirnya ketemu juga alamatnya. Hendrik ngontrak di jalan Hj. Alpi No.39 Sampai di gerbang aku bertanya sama peghuni kontrakan tersebut.

“Permisi mas, apa benar ini kontrakan Haji Allin?” tanya Arya.

“Ya bener dek.”

“Adek mau cari siapa?” Tanya si Mas.

“Namaku Arya, mau cari Hendrik.”

“Oh Arya yang dari Gombong,” sahut si Mas.

“Benar mas,” jawab Arya.

“Ini dek kuncinya, tadi sebelum berangkat hendrik berpesan kalau ada tamu yang bernama Arya dari Gombong suruh memberikan kunci ini.”

“Oh kalau begitu terima kasih ya mas,” ucap Arya.

“Iya sama-sama dek,” jawabnya.

Aku membuka pintu lalu masuk sambil membawa tas dan dus. Terus menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Arya rebahan di karpet sambil dengerin musik di telpon selulernya tidak berapa lama Hendrik pulang sambil membawa nasi Padang.

“Assalamualaikum Arya.”

“Waalaikumsalam Hendrik,” Arya bergegas membuka pintu.

“Ar gimana kabar di kampung?” Ujar Hendrik.

“Alhamdulillah semua baik.”

“Syukur kalau begitu!” Jawab hendrik.

“Ar … ayo kita makan dulu?” Ajak Hendrik.

“Iya hen.”

Sesudah makan, mereka bercerita waktu dulu ketika mereka masih SD.”

“Ar apa kau masih ingin jadi penulis?” tanya Hendrik.

“Iya, makanya aku akan berjuang mewujudkan cita-citaku.” Walau kutahu semua itu tak semudah membalikan telapak tangan.

Fajar menyingsing teriring nyanyian burung menyambut pagi. Hidup terasa indah bila nikmat selalu di syukuri. Ini adalah hari pertama kerja di pabrik garmen. Masa percobaan tiga bulan dan selanjutnya kontrak enam bulan.

Sementara untuk mimpi menjadi penulis harus di kesampingkan dulu. Tapi dia tetap semangat terbukti dengan seabrek lomba yang dia ikuti. Pada suatu malam saat Aku sibuk mengetik di laptop tiba-tiba Hendrik datang mengagetkan.

“Ar, serius banget lihat laptopnya,” ucap Hendrik menggoda.

“Iya Hen lagi nulis inspirasi, takut nanti lupa,” sahut Arya.

“Silahkan Ar di lanjut lagi ngetiknya.” Lalu Hendrik pergi ke depan meninggalkan Arya sendirian.

“Siap, Hendrik.”

Keesokan harinya aku bangun jam empat tiga puluh pagi, langsung mandi terus wudlu dan menunaikan salat subuh. Tidak lupa melanjutkan ngetik naskah yang tertunda semalam.

Aku mengikuti lomba menulis novel yang di adakan oleh Kemendikbud. Setelah itu sarapan lalu pergi ketempat kerja. Sesudah sampai di PT. Masterindo Jaya Abadi aku langsung absen kemudian menuju gudang. Dan ketika mengecek data administrasi ada yang ganjil, sejumlah barang tidak sesuai dengan yang tertulis dalam data ada barang yang hilang. Aku segera melapor ke satpam dan pengawas.

“Pak satpam, tolong di cek kamera cctv apa ada yang ganjil?” Tanya Arya

“Sebentar Bapak cek Ar, itu di cctv cuma ada kamu,” ujar pk satpam

“Ah yang benar…. “

“Betul Ar,” mari ikut Bapak ke kantor untuk di mintai keterangan.

Aku pasrah saja ketika di bawa satpam ke ruangan Pak Direktur. Mungkin ini adalah cobaan untuk melewati tahap kesuksesan. Ku yakin bahwa kebenaran akan berbicara nantinya.

“Ar … baru dua bulan kerja Kamu kok sudah bikin masalah,” ujar Pak Direktur

“Pak Dirut itu bukan aku yang melakukan,” sahut Arya

“Ar, kamu jelasin di kantor polisi saja.”

“Baik Pak Direktur!” jawab Arya pasrah.

***

Aku di bawa ke kantor polisi setempat. Setelah di intogerasi terus langsung di masukan dalam sel tahanan sementara. Aku segera menghubungi hendrik lewat pesan singkat tentang masalah itu.

“Assalamualaikum Hendrik,tolong kirim file naskah saya ke alamat E-mail yang tertera di situ.”

“Hen,setelah itu kamu ke kantor polisi,” ucap Arya.

“Iya Ar,” jawab Hendrik.

Hendrik bergegas ke kantor polisi untuk menjenguk. Setelah izin sama polisi yang berjaga Hendrik di perbolehkan ketemu sama Arya.

“Hen, aku di tuduh menggelapkan barang di gudang pabrik.”

“Oh begitu.”

“Ar,untuk sementara kamu tenang dulu.”

“Terima kasih … Hen.”

Setelah beberapa minggu kemudian Hendrik memberi tahu kalau aku mendapat juara 1 menulis novel tingkat nasional.

“Ar bagaimana perasaanmu saat ini?” tanya Hendrik.

“Aku bahagia bercampur sedih,” jawab Arya.

“Hendrik, apa sudah ada kabar tentang berkas perkara ini?” tanya Arya

“Tenang Ar, sepertinya mulai ada titik pencerahan.”

“Hendrik, terima kasih atas segala bantuanya?” ucap Arya.

“Ar, nggak usah di pikirin,” sahut Hendrik.

Beberapa minggu kemudian setelah mencoba bersabar dan berserah diri pada-Nya. Akhirnya Pt. Masterindo Jaya Abadi mencabut tuntutannya dan minta maaf yang sebesar-besarnya kepadaku. Ternyata aku tidak bersalah dan pelakunya telah di temukan. Pak direktur berkunjung langsung ke kantor polisi sengaja untuk bertemu denganku.

“Ar, kami atas nama Pt. Masterindo Jaya Abadi meminta maaf atas kesalah pahaman ini.” dan kami bersedia mengganti rugi dalam bentuk finansial.

“Pak Direktur, aku sudah memaafkan kok,” jawab Arya.

“Arya, Pt. Masterindo Jaya Abadi masih sangat mengharapkanmu,” ujar Pak Direktur.

“Pak Direktur terima kasih atas kesempatannya, bukannya menolak tapi aku punya cita-cita lain yang harus ku perjuangkan!” jawab Arya.

Dan semenjak itu kumemutuskan mengundurkan diri dari Pt. Masterindo Jaya Abadi. Aku ingin serius menekuni dunia kepenulisan. dengan modal niat dan tekad yang kuat aku akan belajar. Baik dengan mengikuti seminar-seminar dan sharing antar penulis. Aku rajin membaca buku untuk meningkatkan daya kreatifitas dan menguasai banyak kosa kata. Agar nanti karyanya lebih bermutu dan berbobot. Walau sudah sering mendapat penghargaan dan juara. Aku tetap belajar dan bersemangat menulis untuk kemanfaatan.

Beberapa tahun kemudian akhirnya Mimpiku jadi kenyataan. Menjadi seorang penulis sekaligus mempunyai penerbitan sendiri. Aku sangat bersyukur atas semua karunia-Nya. Walau tidak bisa mengikuti pendidikan formal tapi aku mampu berprestasi lewat pendidikan luar sekolah.

Selama cita-cita itu baik maka perjuangkanlah, pendidikan bisa di serap darimana saja asal kita bersungguh-sungguh. Hinaan dan cacian, jadikan lah cambuk penyemangat diri. Bila kelak engkau di atas janganlah sombong bantulah orang yang memerlukan. Bersyukurlah atas semua rahmat-Nya. Mari saling berbagi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

Tamat

By : Slamet Riyanto (Arya)

Belajar merangkai Haiku

Standar

Meniti asa di atas ranggkaian kata menyulam abjad menjadi sebuah diksi nan indah. Menerawang dalam bahasa puitis mencoba menorehkan tinta dalam selembar diari. Mengukir sebuah rasa dalam bait keabadian.

Lima belas haiku arya

Edisi belajar nulis haiku 575 suku kata.
1.
gerimis senja
bangau terbang merendah
hinggap di pohon

2.
sebentar hujan
jalan tergenang air
kemarau datang

3.
dedaun gugur
jatuh menuju bumi
musim berganti

4.
menguning daun
layu di pucuk ranting
berganti musim

5.
cantik rembulan
menyinar pucuk pohon
pungguk merindu

6.
redup mentari
dibawah pohon rindang
sedang berteduh

7.
kopi hitammu
kental semanis rasa
ayu wajahmu

8.
aroma kopi
akrab kebersamaan
pagi ceria

9.
sepohon kembang
tangkai bunga berduri
sekuntum mawar

10.
bias sang surya
terik sesaat hilang
tertutup awan

11.
cantik gemintang
di langit ufuk timur
o bintang fajar

12.
benih tertanam
menghijau tanah gersang
kemarau datang

13.
baju dan sarung
lantunkan ayat suci
jumat barokah

14.
tetesan hujan
jatuh merembes batu
di musim semi

15.
bunga merekah
oh mewangi di taman
bunga seruni

Garut,11252017

Litle princes

Standar

Menyulam aksara dalam bingkai rindu

Terselip bahasa cinta dalam kalbu

Di hias dengan warna warni bunga cinta
Aksara demi aksara telah kusulam

Kurangkai menjadi bait-bait puitis

Syair cinta dan rindu

Engkaulah permata hatiku
My litle princes…

Bungaku bersemilah selalu

Tumbuh dalam hamparan permadani jiwa

Mewangi dalam istana hati
Ku titipkan rindu pada angin dan rinai hujan

Terlukis sangat indah pada pelangi

Rindu bergenuruh dalam dada.

#by_arya @Aksara_ku @PelangiPuisi

Hanya Senja Yang Mengerti

Standar

HANYA SENJA YANG MENGERTI
Dibawah lengkungan mega sore ini
Menyertai hembusan angin
Mengirim salam untuknya
Dari goresan luka seorang manusia
Entah hanya angan atau lamunan
Seakan awan mengartikan rinduku
Semburat jingga disore kala itu
Membawaku terbang jauh dalam masa
lalu
Ketika jembatan menjadi saksi
Saat mawar putih kau berikan
Dan kita menari dibawah rinai hujan
Tak ada kata yang terucap
Hanya binar mata yang saling tersirat
Tapi kita saling mengerti saling
memahami
Perasaan yang sama
Kehangatan yang sama
Tapi saat semua mulai mengalir indah
Seakan hilang terenggut sudah
Mawar layu seakan menggoyakkan
perasaan
Merapuhkan kesetiaan
Dan keyakinan yang memudar
Oleh kepercayaan yang saling terlempar
Hanya satu hati yang mampu berjanji
Hanya satu nama yang tersimpan abadi
Walau salah satu harus mengingkari
Yang hanya menyisakan luka kepergian
Tapi hati ini masih sangat menginginkan
Kembalilah kasih
Disenja sore ini
Lewat hembusan angin kukirim rinduku
Kusisihkan ambisiku
Untuk dirimu
Sekali lagi hela nafasku disenja itu
menjadi saksi kepergianmu
Anindita Lusiani